Rumah Adat Jawa Barat, 7 Jenis Rumah Tradisional Khas Sunda
Kebudayaan Suku Sunda di Provinsi Jawa Barat termasuk salah satu yang tertua di Indonesia. Oleh karena itu, produk budaya masyarakat Sunda sangat banyak dan beragam. Termasuk jika kita membahas perihal arsitektur bangunan tradisional adat, terdapat beraneka jenis rumah tradisional atau rumah adat Jawa Barat.
Rumah adat Suku Sunda umumnya berjenis rumah panggung. Sementara itu, apabila kita lihat dari bentuk atapnya, terdapat 6 jenis rumah tradisional khas Sunda. Setiap rumah tersebut memiliki sebutan sendiri, di antaranya ada Rumah Jolopong, Parahu Kumureb, Julang Ngapak, Badak Heuay, Tagog Anjing, dan Capit Gunting.
Artikel ini akan membahas keunikan rumah adat yang tersebut di atas. Termasuk juga mengenai Rumah Adat Kampung Naga yang menjadi destinasi wisata di Tasikmalaya, Jawa Barat. Mungkin penjelasannya kurang lengkap, namun sekiranya cukup menjadi gambaran awal untuk kita mengenal rumah adat di Jawa Barat.
Ragam Rumah Adat Sunda di Jawa Barat
Imah Parahu Kumurep
Imah (rumah) Parahu Kumurep atau Imah Perahu Tengkurep memiliki desain atap yang berbentuk limas. Nama rumah tradisional ini merujuk pada bentuk atap tersebut yang sekilas nampak mirip perahu yang terbalik. Atapnya terbuat dari ijuk, sementara material utama bangunan rumahnya adalah kayu.
Karena bentuk atapnya yang kurang sempurna dalam hal menahan air hujan, Imah Parahu Kumurep termasuk jenis rumah yang kurang peminatnya. Sering bocor, terlebih mengingat curah hujan di Jawa Barat tergolong tinggi. Untuk saat ini, kita masih bisa melihat rumah seperti ini di kawasan Ciamis.
Imah Julang Ngapak
Rumah tradisional Sunda ini memiliki bentuk atap yang terinsipirasi oleh burung, tepatnya ketika burung mengepakkan sayapnya. Pada ujung atap terdapat cagak gunting yang berfungsi mencegah rembesan air hujan. Tidak bocor, meskipun pada masa lalu atapnya adalah lapisan ijuk atau alang-alang.
Pada zaman modern seperti sekarang, material untuk lapisan rumah ini sebagian menggunakan kayu. Bagian atas rumah adat Imah Julang Ngapak berbentuk seperti segitiga, sedangkan untuk bagian bawahnya melebar. Rumah dengan desain Julang Ngapak bisa kita temukan di daerah Tasikmalaya.
Rumah Adat Jolopong
Jenis rumah tradisional Sunda Jawa Barat berikutnya dikenal dengan nama Imah Jolopong. Tergolong tipe rumah khas Jawa Barat yang paling sederhana dengan desain atap segitiga sama kaki. Biasanya di bagian depan rumah ini terdapat area emper atau teras untuk bersantai atau sebagai tempat menerima tamu.
Secara tradisional, bagian dalam rumah adat Imah Jolopong tidak memiliki banyak penyekat ruangan. Bagian rumah mencakup emper (teras), imah (ruang tengah), pangkeng (kamar tidur), dan pawon (dapur). Kesederhanaan rumah Jolopong juga terlihat pada bentuknya yang tidak memiliki banyak lekukan variatif.
Terkait namanya, Jolopong merupakan istilah Sunda yang kurang lebih berarti tergolek lurus. Ada juga yang menyebutnya Suhunan Panjang atau Suhunan Jolopong. Tergolong tipe rumah paling tua dan banyak peminatnya karena biaya pembangunannya murah. Jolopong banyak tersebar di Sumedang dan Garut.
Rumah Tagog Anjing
Nama Tagog Anjing berkaitan dengan bentuk atap utama rumah ini yang terlihat seperti anjing yang sedang duduk. Atapnya mencakup dua bidang yang bertemu pada garis batang suhunan. Bidang atap pertama lebih lebar dari atap yang lainnya dan menjadi penutup ruangan. Banyak ditemukan di daerah Garut.
Rumah Capit Gunting
Capit Gunting merupakan salah satu arsitektur rumah adat khas Sunda Jawa Barat. Capit Gunting merujuk pada bentuk atap rumah. khususnya pada kedua sisi ujung atapnya. Ujung atap ini terbuat dari kayu atau bambu dengan desain bercagak atau bercabang seperti gunting yang hendak menjepit.
Imah Badak Heuay
Rumah adat Imah Badak Heuay memiliki keunikan tersendiri berkaitan dengan bentuk atapnya yang diumpamakan seperti badak sedang menguap. Oleh karena itu, nama rumahnya Badak Heuay yang berarti badak menguap. Atap rumah Badak Heuay terbagi menjadi dua, yakni atap besar dan atap kecil.
Desain atapnya yang khas juga berfungsi untuk melindungi area teras. Dahulu, teras biasanya dilengkapi dengan kursi kayu dan berfungsi untuk menerima tamu laki-laki. Rumah tradisional Jawa Barat jenis ini tetap lestari di Sukabumi. Tidak sedikit rumah modern yang mengadaptasi bentuk atap rumah ini.
Rumah Adat Kampung Naga Tasikmalaya
Rumah adat Kampung Naga adalah corak adat budaya masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya yang masih bertahan dan menjadi destinasi wisata. Mencakup sekitar 112 rumah panggung tradisional. Jumlah itu termasuk 3 bangunan fasilitas umum, salah satunya Bale Kampung. Selebihnya adalah rumah tinggal.
Sebagian besar rumah di kampung ini memiliki dinding dari anyaman kepang, sebagian lainnya seperti dapur dan pintu memakai anyaman sasag. Anyaman seperti itu berfungsi menjaga bagian dalam rumah agar tetap segar. Anyaman biasanya terbuat dari daun tepus (nipah), ijuk aren, hingga alang-alang.
Rumah adat ini termasuk jenis rumah yang tahan gempa. Pondasinya batu-batuan dengan bangunan menempel di atasnya sehingga lebih fleksibel. Ketika terjadi gempa besar di selatan Jawa Barat, seluruh Rumah Adat Kampung Naga aman. Bahkan, kampung ini sering dijadikan studi banding ilmuwan luar negeri.
Demikian sekilas penjelasan mengenai keragaman jenis rumah adat masyarakat Sunda di Provinsi Jawa Barat. Untuk contoh arsitektur bangunan tradisional di Pulau Jawa yang lainnya, baca juga artikel yang telah terpublikasi sebelumnya mengenai Rumah Adat Yogyakarta dan Rumah Tradisional Jawa Tengah.