Tari Golek Kenyo Tinembe - Sejarah, Gerak, Iringan & Fungsi Tari
Tari Golek Kenyo Tinembe. Keraton Yogyakarta telah melahirkan beragam seni tari yang khas. Tari klasik gaya Yogyakarta terkenal juga dengan sebutan tari gaya Mataraman. Penyebutan itu tidak terlepas dari kesepakatan sejarah dalam perjanjian Jatisari pada tahun 1756 antara Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Dari pihak Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana I menyatakan konsisten untuk mengabadikan karya-karya yang lebih cenderung berfungsi sebagai sarana ritual untuk acara keraton. Tersebutlah beberapa karya tari monumental di Keraton Kasultanan Yogyakarta seperti Tari Lawung dan Tari Bedhaya.
Tari Gaya Mataraman mencapai puncaknya pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana VIII, ketika Wayang Wong menjadi simbol legitimasi raja. Melalui kesenian Wayang Wong selanjutnya lahir beragam gerak dan kostum tari sebagai inspirasi terciptanya beksan-beksan atau tari. Salah satunya adalah tarian Golek Kenyo Tinembe.
Sekilas Tentang Tari Golek Kenyo Tinembe
Tari Golek Kenyo Tinembe merupakan Tari Klasik Gaya Yogyakarta yang pertama kali disusun pada tahun 1976 oleh KRT. Sasmintadipura. Salah satu bentuk tari tunggal putri yang kehadirannya berfungsi sebagai bahan ajar. Karena itu, bentuk tariannya cenderung mudah dipahami bagi pemula yang ingin belajar Tari Golek.
Jauh sebelum tarian ini tercipta, KRT. Sasmintadipura juga telah menyusun Tari Golek lainnya seperti Tari Golek Clunthang, Tari Golek Mudatama, Tari Golek Langensuka dan lain-lain. Sebagai tari bahan ajar, Golek Kenyo Tinembe lebih berfungsi sebagai pembelajaran tari pada remaja putri dengan rentang usia 10-15 tahun.
Tarian Golek Kenyo Tinembe Yogyakarta menggunakan koreografi dan varian gerak yang tidak terlalu rumit dengan pola lantai simetris yang sederhana. Demikian juga dengan musik pengiringnya yang hanya menggunakan iringan gending sederhana, yakni hanya menggunakan bentuk gending ladrang irama I dan II.
Tari ini tercipta sedemikian rupa sebagai sarana pembentukan kepribadian anak remaja putri. Khususnya pada peralihan ke masa-masa remaja, ketika rasa keingintahuan sangat mendominasi aktvitas mereka. Harapannya, melalui pembelajaran Tari Golek ini dapat membantu pembentukan tingkah laku dan budi pekerti mereka.