Seni Tari - Pengertian, Unsur Penyajian, Fungsi & Jenis-Jenis Tari
Seni Tari. Sebagai makhluk yang menyukai keindahan, selain menjadi penikmat, manusia juga berharap dan berusaha untuk menciptakan keindahan dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu manusia berkesenian. Mereka berkarya sedemikian rupa agar menghasilkan sesuatu yang bisa dinikmati dan dihargai keindahannya.
Karya seni menjadi media pengungkap imajinasi dan gagasan yang dirupakan dalam bentuk visual, audio, atau pertunjukan. Seni mencakup segala aktivitas manusia dalam menciptakan sesuatu yang indah. Selain Seni Rupa, ada beberapa cabang seni lainnya, termasuk seni tari banyak terlahir dalam kebudayaan di Indonesia.
Sama halnya dengan sejarah seni rupa, awalnya keberadaan seni tari lebih berfungsi sebagai sarana mencari kekuatan di luar diri manusia. Kekuatan yang bersifat magis, sakral dan religius. Seiring berjalannya waktu, fungsi tari menjadi sangat bervariasi hingga banyak yang bersifat profan atau sekuler untuk hiburan semata.
Pengertian Seni Tari
Seni tari merupakan salah satu bentuk seni yang dalam prakteknya mempertunjukan gerak tubuh berirama di waktu dan tempat tertentu. Tari dalam hal ini menjadi media ekspresi untuk mengungkapkan banyak hal, baik perasaan maupun pikiran. Dalam kategorisasi jenis seni, tarian termasuk di dalam cabang seni pertunjukan.
Sebagai substansi dari tari, gerak merupakan pengalaman fisik paling elementer yang merefleksikan secara spontan batin manusia. Dalam tari, gerak tersaji indah dengan bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang. Semakin indah ketika berpadu dengan bunyi-bunyian, baik syair atau lagu, maupun alat musik pengiringnya.
Jenis & Fungsi Tari
Jenis Seni Tari
- Seni Tari Tradisional : bentuk seni tari yang sudah lama ada, tumbuh dan berkembang secara turun temurun pada suatu kelompok masyarakat di daerah tertentu sehingga menjadi semacam identitas budaya bagi masyarakat tersebut. Ada beberapa jenis tari yang termasuk dalam tarian tradisional, di antaranya :
- Tari Primitif : jenis tarian yang mengandung nilai adat dan keagamaan. Tari sebagai ekspresi manusia yang berkaitan dengan kekuatan di luar diri manusia, penyembahan dewa-dewa maupun roh nenek moyang. Bisa berarti jenis tarian ini masih melanjutkan tata kehidupan budaya pra-sejarah.
- Tari Rakyat : jenis tari tradisional yang hidup, tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat pedesaan. Selain berfungsi sebagai hiburan, tari kerakyatan juga turut mencerminkan kepentingan yang ada di dalam lingkungan masyarakat pendukungnya.
- Tari Klasik : tarian tradisional yang bermutu tinggi atau sudah terbukti memiliki nilai estetika tinggi karena telah mengalami kristalisasi.
- Seni Tari Kreasi : tarian lepas dari standar seni tari yang baku sebagai sarana kebebasan bagi seniman untuk mengembangkan kreatifitasnya. Dengan tetap memelihara nilai artistiknya, tari kreasi tercipta sesuai keinginan sang seniman. Bentuk gerak tari baru yang tercipta dari perpaduan gerak tari tradisional, baik tari kerakyatan maupun tari klasik.
Fungsi Seni Tari
- Sarana Upacara Adat dan Keagamaan : Tarian yang menjadi sarana upacara adat dan agama, biasanya terdapat di daerah-daerah yang masih memiliki tradisi kuat, seperti di Bali.
- Sarana Hiburan : Tarian yang berfungsi sebagai sarana hiburan semata, untuk mengungkapkan rasa gembira. Umumnya mengusung tema pergaulan antara pria dan wanita.
- Sarana Pertunjukan : Seni tari yang khusus untuk dipertunjukan (performing art). Intinya, setelah pertunjukannya selesai diharapkan untuk memperoleh tanggapan dari penonton.
Unsur Penyajian Tari
- Gerak Tari : gerak dalam tari bukanlah gerak biasa, melainkan gerakan yang mengalami perombakan dan penghalusan. Dari kreasi gerak tersebut, ada istilah Gerak Murni dan Gerak Maknawi. Gerak murni hanya menyajikan keindahan semata tanpa makna apa-apa, sementara gerak maknawi mengandung arti atau simbol-simbol tertentu.
- Ruang Tari : Seni tari hanya tersaji di tempat-tempat tertentu. Sebagai salah unsur pokok dalam tari, ruang bisa berarti secara nyata maupun imajinatif. Ruang nyata adalah tempat atau pentas pagelaran tari, sedangkan ruang imajinatif lebih mewakili ruang gerak atau batas terjauh tangan dan kaki penari tanpa berpindah tempat.
- Waktu Tari : Dalam pertunjukan tari, perlu batas waktu dalam penyajiannya. Durasi tari sangatlah beragam, ada yang berlangsung hanya beberapa menit saja, ada juga yang sampai berjam-jam. Waktu dalam tari sangatlah mempengaruhi panjang pendeknya ritme tarian, serta cepat lambatnya tempo tarian.
- Pengiring Tari : Iringan dalam tari terbagi menjadi iringan internal dan iringan eksternal. Iringan internal bisa berupa nyanyian dan tepukan tangan penari, seperti yang terlihat dalam tarian Aceh. Iringan eksternal berupa syair atau lagu dan suara alat musik di luar penari. Selain untuk memperindah, iringan juga berfungsi mengatur gerak.
- Pola Lantai : Pola lantai mewakili petunjuk arah bagi penari untuk melangkah dari satu titik ke titik lainnya. Desain lantai yang tercipta melalui perpindahan penari dalam suatu tarian, biasanya tari kelompok (berpasangan). Fungsinya untuk memperjelas gerakan peran tertentu serta menghidupkan karakteristik gerakan secara keseluruhan.
- Rias dan Busana : Sebagai seni, setiap bagian tari harus turut melengkapi keindahan, termasuk para penarinya. Rias mewakili usaha penari untuk memperindah diri agar terlihat menarik. Sementara itu, busana berfungsi sebagai penegas karakter dan menambah daya tarik sehingga sangat menyesuaikan dengan kebutuhan tari.
- Properti Tari : Beberapa tarian menggunakannya sebagai alat pendukung tarian. Properti tari merujuk pada segala kelengkapan tari yang penari mainkan, bahkan penari terkadang manipulasi properti tari sehingga seolah menjadi bagian dari gerak tari.